MAKALAH
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama : UUS DAUD YUSUF
NPM : 0708680317
STAI PUTERA GALUH CIAMIS
TAHUN AKADEMIK
2009-2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang dibebankan kepada penulis selaku mahasiswa program S1 PGSD/MI STAI PUTERA GALUH CIAMIS.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi pebaikan makalah ini di masa mendatang.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak M.E. Gunawan, S.Kom, selaku Dosen mata kuliah Teknologi Informasi Dan Komunikasi.
2. Istri dan anakku tercinta, yang telah memberikan motivasi dan spirit yang tidak terhingga.
3. Teman-teman perkuliahan atas saran-sarannya, dan semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bemanfaat bagi penulis khususnya, mahasiswa dan dunia pendidikan pada umumnya.
Ciamis, November 2009
Penulis
PENDAHULUAN
Pembelajaran di masa yang lalu berbeda dengan masa sekarang atau yang di kenal sebagai jaman modern atau era globalisasi. Akibat dari teknologi yang semakin berkembang dan canggih, semakin mempermudah proses pembelajaran di sekolah atau kelas. Contohnya belajar dengan menggunakan media komputer, internet, OHP, HP, dan lain sebagainya, dimana media ini belum ada di masa-masa yang lalu.
Dimasa sekarang, khususnya guru maupun siswa dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi agar mampu bersaing di bidang pendidikan dan pengetahuan dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju dari kita. Tanpa itu semua bangsa kita akan selalu tertinggal dalam segala bidang, terutama bidang pendidikan yang menjadi acuan keberhasilan pembangunan dimasa mendatang. Tetapi hal ini masih terbatas pada sekolah-sekolah bertaraf internasional atau yang berada di perkotaan saja, dan mungkin akan lama terwujud bagi sekolah-sekolah yang berada di luar kota untuk bisa menggunakan TIK.
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (dalam Ahmad Dahlan) dengan perkembangannya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Dari pelatihan ke penampilan.
2. Dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja.
3. Dari kertas ke "on line" atau saluran.
4. Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja.
5. Dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dengan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melaui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut "cyber teaching" atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang sangat populer saat ini adalah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Menurut Rosenberg (dalam Ahmad Dahlan) e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:
1. e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.
2. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.
3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Intruction), distance learning, distance education, CLE (Cybernetic Learning Environment), desktop, video conferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), WBT (Web-Based Training), dsb.
Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan diambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta dalam berbagai bidang kehidupan.
Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapai berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memerikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
Di masa-masa mendatang arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecendrungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama.
Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang memberikan gambaran berbagai kecendrungan perkembangan yang akan terjadi di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dsb. Termasuk didalamnya pengaruh revolusi internet dalam berbagai dimensi kehidupan.
Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting: The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era milenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer dimana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas.
Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai temapat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelmpok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet. Untuk meemperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan diatas.
Dimasa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:
1. Komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara.
2. Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elekteronik, kalkulator, dsb.
3. Video phone bentuk saku dengan perangkat lunak akses internet, permainan, musik dan TV.
4. Alat-alat musik.
5. Alat olah raga.
6. Bingkisan untuk makan siang.
Hal itu menunjukan bahwa segala perlengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara efektif dan produktif, namun masih banyak kekurangan dan kelemahan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat pula terjadi proses pembelajaran yang terlalu individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, menghitung, dsb.
Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu:
1. Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru.
2. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru.
3. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Sejalan denga pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai:
1. Sesuatu yang sulit dan berat.
2. Upaya mengisi kekurangan siswa.
3. Satu proses transfer dan penerimaan informasi.
4. Proses individual atau soliter.
5. Kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi.
6. Suatu proses linear.
Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai:
1. Proses alami.
2. Proses sosial.
3. Proses aktif dan pasif.
4. Proses linear dan atau tidak linear.
5. Proses yang berlangsung integratif dan kontakstual.
6. Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa.
7. Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas.
Hal tersebut diatas telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari:
1. Sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar.
2. Dari pengendalian dan mengarahkan semua aspek pembelajaran lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu:
1. Dari penerima informasi menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Dari mengungkapakan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan.
3. Dari pembelajaran sebagai aktivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Melalui TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya.
Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain:
1. Kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya.
2. Kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah.
3. Kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup.
4. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna.
Melalui TIK siswa akan memperoleh informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Guru memegang peran yang amat penting dalam dan harus menguasai seluk-beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi.
Dalam bukunya yang berjudul "Reinventing Education", Luis V. Gerstmer, Jr. dkk (dalam Ahmad Dahlan), menyatakan bahwa dimasa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coach), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Ahmad. (2009). Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas. E-learning.unimal.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar